2 Januari 2023 15:01 WIB
Penulis: Jay Akbar
Editor: Akbar Wijaya
Luiz Inacio Lula da Silva baru saja resmi dilantik menjadi Presiden Brasil, Ahad (1/1/2023). Selesai dilantik Lula langsung memberikan dakwaan pedas atas kepemimpinan politikus sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro selama menjadi presiden.
"Kami tidak membawa semangat balas dendam terhadap mereka yang mencoba menaklukkan bangsa dengan desain pribadi dan ideologis mereka, tetapi kami akan menjamin supremasi hukum," kata Lula di hadapan anggota parlemen Brasil, dikutip Reuters.
"Mereka yang berbuat salah akan menjawab kesalahan mereka."
Lula tak menyebut spesifik siapa "mereka" yang ia maksud, namun tampaknya kalimat itu mengarah kepada Bolsonaro.
Lula berada di balik jeruji besi karena tuduhan korupsi waktu Bolsonaro dilantik pada 2019 lalu. Ia divonis 12 tahun penjara namun dibebaskan Maret 2021 karena hakim Mahkamah Agung Brasil membatalkan tuduhan kepadanya.
Saat pelantikan Lula menyampaikan ancaman terselubung kepada para pendahulunya seraya bersumpah akan melakukan reformasi drastis untuk menyelamatkan negara yang dilanda kelaparan, kemiskinan, dan rasisme.
Ia mengatakan demokrasi adalah pemenang sebenarnya dari pemilihan presiden paling sengin selama satu generasi pada Oktober lalu.
"Demokrasi adalah pemenang besar dalam pemilihan ini, mengatasi ... ancaman paling kejam terhadap kebebasan untuk memilih, dan kampanye kebohongan dan kebencian yang paling hina yang direncanakan untuk memanipulasi dan mempermalukan para pemilih," kata Lula di hadapan anggota parlemen Brasil.
Dia juga menuduh pemerintahan Bolsonaro melakukan "genosida" karena gagal merespons dengan baik virus COVID-19 yang menewaskan lebih dari 680.000 warga Brasil.
"Tanggung jawab atas genosida ini harus diselidiki dan tidak boleh dibiarkan begitu saja," katanya.
Bolsonaro meninggalkan Brasil ke Florida, Amerika Serikat pada Jumat (30/12/2022) setelah menolak untuk mengakui kekalahan. Ia menyebarkan propaganda berbagai kelemahan pemilu untuk menyatukan para pendukungnya.
Beberapa pendukung Bolsonaro mengklaim pemilihan itu dicuri dan menyerukan kudeta militer untuk menghentikan Lula kembali menjabat dalam iklim vandalisme dan kekerasan.
Pada Malam Natal, seorang pendukung Bolsonaro ditangkap karena membuat bom yang ditemukan di sebuah truk berisi bahan bakar penerbangan di pintu masuk bandara Brasilia, dan mengaku berusaha memprovokasi intervensi militer.
Meskipun berhasil melarikan diri ke Florida namun ahli hukum Brasil menilai Bolsonaro tetap akan menghadapi risiko yudisial terkait dengan retorika anti-demokrasi dan penanganan pandeminya - setelah kehilangan kekebalan sebagai presidenan.
Rencana Lula untuk pemerintahan sangat kontras dengan empat tahun Bolsonaro menjabat, yang ditandai dengan kemunduran perlindungan lingkungan di hutan hujan Amazon, undang-undang senjata yang lebih longgar, dan perlindungan yang lebih lemah untuk masyarakat adat dan minoritas.
Lula mengatakan dia ingin mengubah Brasil sebagai salah satu produsen makanan top dunia, menjadi negara adidaya berbasis ekonomi hijau.
Dalam keputusan pertamanya sebagai presiden, Lula memulihkan otoritas badan perlindungan lingkungan pemerintah Ibama untuk memerangi deforestasi ilegal, yang telah dikesampingkan oleh Bolsonaro, dan mencabut tindakan yang mendorong penambangan ilegal di tanah adat yang dilindungi.
Dia juga mencairkan dana Amazon bernilai miliaran dolar yang dibiayai oleh Norwegia dan Jerman untuk mendukung proyek keberlanjutan, memperkuat komitmennya untuk mengakhiri deforestasi di Amazon, yang melonjak ke level tertinggi dalam 15 tahun di bawah pemerintahan Bolsonaro.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang memiliki sedikit kesamaan dengan Bolsonaro dan kesal dengan kebijakan lingkungannya yang tidak bersemangat, berharap Lula dan Wakil Presidennya Geraldo Alckmin sukses.
"Kami berharap dapat melanjutkan kemitraan kuat AS-Brasil dalam perdagangan, keamanan, keberlanjutan, inovasi, dan inklusi," cuit Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
"Ini untuk masa depan yang cerah bagi negara kita - dan dunia."
Raja Charles dari Inggris mengucapkan selamat kepada Lula atas kembalinya jabatannya dalam sebuah surat di mana dia menawarkan untuk memperdalam kerja sama dengan Brasil, terutama di bidang lingkungan.
"Saya terdorong untuk mendengar Anda menekankan kebutuhan mendesak untuk mengatasi krisis iklim dalam pidato kemenangan Anda dan di COP27," tulis raja dalam surat yang diungkapkan oleh kedutaan Inggris.
Setelah pengambilan sumpah, Lula mengendarai Rolls-Royce atap terbuka ke istana Planalto, di mana dia berjalan menaiki tanjakannya bersama istrinya dan kelompok yang beragam termasuk Kepala Raoni Metuktire dari suku Kayapó, seorang anak laki-laki kulit hitam, seorang juru masak, dan seorang pria cacat.
Lula kemudian diserahkan selempang kepresidenan - tindakan simbolis yang sangat besar di Brasil yang berulang kali dikatakan Bolsonaro tidak akan pernah dia lakukan - oleh Aline Sousa, seorang pemulung kulit hitam.
Puluhan ribu orang yang berkumpul untuk merayakan di lapangan terbuka Brasilia bersorak saat Lula menyeka air mata.
Dalam pidato berikutnya, dia berjanji untuk menyatukan negara yang terpolarisasi dan memerintah untuk semua orang Brasil.
"Tidak ada dua Brasil," kata Lula.
"Kita adalah satu negara, satu bangsa yang besar."
Lula mengatakan dia akan berhati-hati secara fiskal, tetapi memperjelas bahwa fokus utamanya adalah mengakhiri kelaparan dan mempersempit ketidaksetaraan yang merajalela.
Dia juga mengatakan berkeinginan meningkatkan hak-hak perempuan, dan menyerang rasisme dan warisan perbudakan Brasil.
"Ini akan menjadi ciri khas pemerintah kita," katanya.
Dalam dekrit awalnya, Lula mencabut kebijakan senjata Bolsonaro yang lebih longgar, yang mendorong peningkatan tajam dalam kepemilikan senjata.
"Brasil tidak menginginkan lebih banyak senjata, ia menginginkan perdamaian dan keamanan bagi rakyatnya," katanya.
Pelantikan Lula menandai kembalinya politik harapan yang memberinya masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah jeda yang membuatnya menghabiskan satu setengah tahun di balik jeruji besi.
Dalam dua masa jabatan sebelumnya sebagai presiden dari 2003-2010, mantan pemimpin serikat pekerja mengangkat jutaan orang Brasil dari kemiskinan selama ledakan komoditas yang menopang perekonomian.
Sekarang, dia menghadapi tantangan berat untuk memperbaiki ekonomi Brasil yang stagnan sekaligus menyatukan negara yang terpecah belah.
"Banyak yang diharapkan dari Lula," kata Creomar de Souza, Direktur Konsultan Risiko Politik Dharma di Brasilia.
"Dia akan memiliki misi yang sulit untuk mengembalikan normalitas dan prediktabilitas di Brasil, dan yang terpenting untuk segera memberikan hasil yang meningkatkan kualitas hidup penduduknya."
Sumber: Reuters
KOMENTAR
Latest Comment