Apa Itu Orderan Fiktif pada Aplikasi Ojek Online Beserta Cirinya?

29 Oktober 2023 10:10 WIB

Narasi TV

Ilustrasi pengemudi ojek online mendapatkan orderan fiktif. (Sumber: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan

Editor: Rizal Amril

Dalam era teknologi modern, aplikasi ojek online telah menjadi salah satu solusi transportasi yang paling populer. Namun, tidak jarang muncul fenomena yang dikenal sebagai "orderan fiktif" atau "pemesanan palsu" di dalam ekosistem aplikasi ojek online.

Orderan fiktif pada aplikasi ojek online merupakan situasi di mana seseorang atau pihak yang tidak jujur memesan layanan ojek dengan maksud menipu atau merugikan driver atau penyedia layanan.

Artikel ini akan membahas apa yang dimaksud dengan orderan fiktif, bagaimana pengaruhnya terhadap layanan, serta ciri-ciri yang dapat membantu mengidentifikasi orderan fiktif.

Apa itu orderan fiktif?

Orderan fiktif pada aplikasi ojek online merujuk pada tindakan penipuan atau manipulasi yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak tertentu dalam sistem pemesanan.

Tujuan utama dari orderan fiktif adalah untuk meningkatkan statistik atau mendapatkan manfaat tertentu tanpa melakukan perjalanan sebenarnya.

Tindakan order fiktif sendiri termasuk dalam pelanggaran hukum dan dapat dijerat dengan ketentuan Pasal 35 UU ITE, yang berbunyi:

"Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik."

Ciri-ciri orderan fiktif

Untuk menghindari orderan fiktif, para driver ojek online dapat mencari tahu dengan melihat ciri-ciri berikut.

1. Polanya tidak konsisten atau tidak masuk akal

Salah satu ciri utama dari orderan fiktif adalah pola yang tidak konsisten atau tidak masuk akal. 

Misalnya, jarak tempuh yang sangat jauh namun dengan tarif yang rendah atau tujuan yang tidak lazim.

2. Pemesanan berulang dari lokasi yang sama

Orderan yang berasal dari lokasi yang sama atau sangat dekat secara berulang-ulang tanpa adanya penumpang yang sebenarnya.

3. Waktu pemesanan yang tidak masuk akal

Orderan yang muncul pada waktu-waktu yang tidak masuk akal, seperti dini hari atau tengah malam, dengan frekuensi yang mencurigakan.

4. Respons yang minim dari pelanggan

Tidak adanya atau respons yang sangat minim dari pelanggan setelah orderan diterima oleh pengemudi.

5. Perubahan tujuan yang sering

Orderan yang sering mengubah tujuan atau rute perjalanan, terutama setelah pengemudi sudah menuju lokasi penjemputan.

6. Akun tidak aktif atau tidak valid

Orderan dari akun yang tidak aktif atau akun palsu yang digunakan untuk melakukan pemesanan palsu.

7. Tarif yang tidak sesuai atau tidak menguntungkan

Orderan dengan tarif yang tidak sesuai dengan jarak atau tujuan perjalanan yang diberikan.

Dampak orderan fiktif

Orderan fiktif memiliki dampak negatif yang signifikan pada layanan aplikasi ojek online. Dampak tersebut meliputi:

1. Menurunkan kredibilitas platform

Adanya orderan fiktif dapat menurunkan kredibilitas dan kepercayaan pengguna terhadap platform ojek online, karena pengguna merasa dirugikan oleh manipulasi data.

2. Mengganggu pengemudi

Orderan fiktif dapat membuang waktu dan tenaga pengemudi yang sebenarnya dapat digunakan untuk melayani penumpang nyata, mengganggu produktivitas dan pendapatan mereka.

3. Merugikan pengguna lain

Pemesanan palsu dapat mengakibatkan peningkatan tarif atau kesulitan dalam mendapatkan pengemudi bagi pengguna lain yang sebenarnya membutuhkan layanan ojek.

Mengidentifikasi dan mencegah orderan fiktif adalah tanggung jawab bersama platform ojek online, pengemudi, dan pengguna. 

Dengan memahami ciri-ciri dan dampaknya, kita dapat bekerja sama untuk menjaga integritas dan efektivitas layanan transportasi berbasis aplikasi ojek online.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR