Hukum Bacaan Lam yang Dibaca Tafkhim dan Tarqiq serta Contohnya

26 Dec 2023 07:12 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi ayat Al-Qur'an dengan bacaan lam tarqiq dan lam tafkhim. (Sumber: Pexels/Abdulmeilk Aldawsari)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Dalam ilmu tajwid, huruf lam yang berharakat dibaca dengan dua cara, yakni secara tafkhim dan tarqiq.

Mempelajari ilmu tajwid, seperti mengapa lam dibaca tafkhim dan tarqiq sendiri merupakan hal fundamental dalam memahami Al-Qur’an.

Hal tersebut dikarenakan makna Al-Qur’an hanya dapat dipahami ketika kita membacanya dengan benar.

Lantas, bagaimana hukum bacaan lam secara tafkhim dan bacaan secara tarqiq? Untuk penjelasan lebih rincinya? Simak ulasannya berikut ini.

Penjelasan huruf lam

Melansir modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diterbitkan Kemenag, hukum bacaan lam tafkhim dan lam tarqiq terdapat dalam kata dengan lam jalalah.

Lam jalalah sendiri merupakan huruf lam yang terdapat dalam kata "Allah Swt." (اَللهُ).

Secara umum, lam tafkhim berarti huruf lam yang dibaca tebal. Sementara lam tarqiq merupakan lam yang dibaca tipis.

Lam tafkhim dipakai ketika lam jalalah berada di awal kalimat setelah harakat fathah atau damah.

Sementara hukum bacaan lam tarqiq dibaca ketika terdapat lam jalalah setelah harakat kasrah.

Pembedaan cara baca dua jenis lam tersebut penting karena dapat memudahkan umat muslim non-Arab memahami Al-Qur’an.

Contoh bacaan lam tafkhim dan lam tarqiq

Berikut ini merupakan contoh bacaan lam tafkhim dalam Al-Qur’an yang dapat dipelajari:

ختَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ

Khotamollohu 'ala qulubihim wa 'ala sam'ihim ... 

Artinya: "Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka ... " (QS. Al-Baqarah [2]: 7).

Penjelasannya: Huruf Lam (ل) dibaca tafkhim ketika berada di lafal jalalah (اللَّهُ), yaitu lam yang terdapat pada kata Allah (اللَّهُ).

Sementara itu, contoh ayat di bawah ini merupakan contoh penggunaan lam tarqiq dalam Al-Qur’an:

وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَهٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيْنَ اَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْۙ اِنَّهُمْ لَمَعَكُمْۗ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فَاَصْبَحُوْا خٰسِرِيْنَ

Wa yaqūlul-lażīna āmanū ahā'ulā'il-lażīna aqsamū billāhi jahda aimānihim, innahum lama‘akum, ḥabiṭat a‘māluhum fa aṣbaḥū khāsirīn(a).

Artinya: “Orang-orang yang beriman akan berkata, “Inikah orang yang bersumpah dengan (nama) Allah secara sungguh-sungguh bahwa mereka benar-benar beserta kamu?” Segala amal mereka menjadi sia-sia sehingga mereka menjadi orang-orang yang rugi.” (Q.S. Al-Maidah [5]: 53).

Penjelasan: dalam ayat di atas, lam jalalah pada kata billāhi (بِاللّٰهِ) merupakan lam tarqiq karena didahului oleh huruf ba berharakat kasrah (بِا).

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER