17 Oktober 2023 06:10 WIB
Penulis: Elok Nuri
Editor: Rizal Amril
Konflik antara Israel dengan Hamas di Palestina kian memanas. Hingga Senin (16/10/2023), Israel masih melancarkan serangan udara ke Gaza yang menewaskan ribuan korban.
Melansir United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), selama periode 7 sampai 15 Oktober 2023, konflik bersenjata tersebut telah menelan setidaknya 4.000 korban jiwa dan 14.300 korban luka-luka dari kedua belah pihak.
Perang tersebut juga memaksa jutaan warga Palestina di Jalur Gaza mengungsi setelah rumah mereka hancur akibat serangan udara Israel.
OCHA mencatat, selama periode 7-12 Oktober 2023, sudah ada sekitar 423 ribu pengungsi di Jalur Gaza.
Sementara pada 14 Oktober 2023, jumlah pengungsi diperkirakan bertambah sekitar 600 ribu orang, hingga banyak pos pengungsian tak mampu lagi menampung mereka.
Tak hanya serangan udara, Israel juga melakukan serangkaian blokade terhadap penduduk Palestina di Gaza, termasuk blokade stok air, makanan, dan pasokan listrik.
Seiring eskalasi konflik yang terjadi antara Israel dan Hamas, berbagai negara di dunia memberikan respons, tak jarang pula memberikan dukungan kepada salah satu pihak.
Sejauh ini, terdapat negara-negara yang mengumumkan dukungan dan bantuan terhadap Palestina, berikut di antaranya.
Melansir Antara, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dilaporkan turut mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk mencegah konflik bersenjata meluas.
Pada Jumat (13/10), Emir Qatar tersebut bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken untuk membahas upaya gencatan senjata.
"Oleh karena itu, komunitas internasional harus berusaha untuk mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk masalah palestina, yang mencakup pembentukan negara Palestina merdeka di atas wilayah garis perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," katanya usai bertemu dengan Blinken.
Iran merupakan salah satu negara yang gencar menyampaikan dukungan terhadap palestina di tengah konflik dengan Israel.
Iran menjadi salah satu negara yang pertama kali mengakui secara de facto bahwa Palestina merupakan negara.
Iran juga disebut menjadi pendukung Hamas dalam upaya pembebasan tanah Palestina dari okupasi Israel.
Bahkan, dalam eskalasi konflik yang tengah terjadi kini, Pemerintah Iran menyatakan akan turun tangan jika Israel melanjutkan invasi darat ke Gaza, sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor.
Sejak kemenangan partai African National Congress (ANC) pada 1994, Afrika Selatan menjadi salah satu negara yang mengkritisi kebijakan Israel atas pendudukan Palestina.
Pejabat Afrika Selatan secara konsisten menuduh Israel telah menerapkan kebijakan apartheid di Palestina.
Pada 7 Oktober 2023, Departemen Kerja Sama dan Hubungan Luar Negeri (Dirco) Afrika Selatan mengeluarkan keterangan tertulis yang menegaskan keberpihakan mereka terhadap rakyat Palestina.
"Eskalasi konflik ini merupakan akibat dari berlanjutnya pendudukan ilegal atas tanah Palestina, perluasan pemukiman yang terus berlanjut, penodaan Masjid Al Aqsa dan tempat-tempat suci umat Kristiani, serta penindasan yang terus berlanjut terhadap rakyat Palestina," tulis Dirco dalam keterangan tertulisnya.
Pada Senin (9/10) lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Israel untuk menyetop pengeboman wilayah Palestina di Gaza.
Ia mengkritisi kebijakan Israel yang menyerang warga sipil tanpa pandang bulu dengan melakukan serangan udara di wilayah padat penduduk di Gaza.
Melansir AFP, ia juga memberikan tawaran dukungan Turkit jika diminta memediasi penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Melansir Reuters, pada 9 Oktober 2023 lalu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman telah menyatakan dukungan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas seiring konflik bersenjata Israel-Hamas.
Mohammed bin Salman menyatakan bahwa Kerajaan Arab Saudi akan terus mendukung Palestina dan mengupayakan pemulihan ketengangan dan stabilitas di wilayah tersebut.
Terbaru, Arab Saudi dikabarkan menghentikan rencana normalisasi hubungan dengan Israel pasca eskalasi konflik Israel-Hamas.
China belum lama ini menyatakan dukungannya terhadap rakyat Palestina dalam eskalasi konflik Israel dan Hamas.
Dukungan tersebut dinyatakan oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi dengan menyatakan bahwa Beijing mendukung pemenuhan hak rakyat Palestina atas keadilan.
"Akar penyebab... situasi Palestina-Israel adalah hak rakyat Palestina atas kenegaraan telah dikesampingkan sejak lama," kata Wang dalam pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian pada Minggu (15/10), dikutip dari AFP.
"Ketidakadilan bersejarah ini harus diakhiri sesegera mungkin. China akan terus berpihak pada perdamaian dan mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam menjaga hak-hak nasional mereka," kata Wang.
Indonesia turut menjadi salah satu negara yang menyatakan dukungan terhadap Palestina.
Sejak berdiri pada 1945, dukungan Indonesia dan Palestina memang punya sejarah panjang. Indonesia menjadi salah satu negara yang pertama mengakui kemerdekaan Palestina dalam deklarasi Palestina di Aljazair pada 15 November 1988.
Selain itu, hingga kini, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel.
Baru-baru ini, pada Presiden Joko Widodo menyatakan keprihatinan atas eskalasi konflik Israel-Hamas di Gaza.
"Akar konflik tersebut yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus segera diselesaikan sesuai parameter yang sudah disepakati PBB," katanya pada Selasa (10/10), dikutip dari laman Setneg.
KOMENTAR
Latest Comment