9 September 2023 06:09 WIB
Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan
Editor: Rizal Amril
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak terbatas pada lahan gambut saja, tetapi juga telah terjadi di sejumlah gunung.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengakui bahwa lebih dari 90 persen karhutla disebabkan oleh faktor manusia, dan tahun ini diperparah oleh fenomena El Nino.
Menurut Abdul, sekitar 99 persen dari insiden karhutla, termasuk yang terjadi di lahan gambut, pemukiman, dan pegunungan, disebabkan oleh aktivitas manusia.
Hal ini bisa berasal dari tindakan seperti membuang puntung rokok secara sembarangan, mengabaikan api unggun, dan faktor-faktor lainnya. Fenomena El Nino juga menjadi salah satu penyebab perburukan situasi.
Sejak awal tahun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan tentang efek yang mungkin terjadi akibat datangnya fenomena El Nino, termasuk risiko kebakaran hutan dan lahan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati bahkan meminta para pendaki gunung untuk berhati-hati dan menghindari tindakan yang bisa menyebabkan kebakaran di wilayah pegunungan.
Sejauh ini, lebih dari lima gunung di Indonesia mengalami kebakaran pada bulan September.
Imbas peristiwa tersebut, akses masuk ke sejumlah gunung yang terbakar ditutup hingga kondisi aman.
Beberapa insiden karhutla di gunung yang tercatat pada bulan September ini antara lain:
Karhutla terjadi di Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sejak tanggal 1 September.
Karhutla di Gunung Arjuno-Welirang, Jawa Timur, meluas hingga mencapai 3.315 hektare pada tanggal 4 September.
Angin kencang menjadi faktor yang mempercepat penyebaran api. Sebagai respons, akses wisata alam di wilayah tersebut ditutup sementara.
Puncak Gunung Welirang, yang terletak di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terbakar pada tanggal 4 September.
Api ini berasal dari kebakaran di Gunung Arjuna, Malang. Kebakaran di puncak Gunung Welirang ini adalah yang kedua kalinya pada tahun 2023.
Karhutla juga terjadi di kawasan Gunung Sumbing, tepatnya di jalur pendakian Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Sapuran, dan Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada tanggal 1 September.
Tim gabungan telah dievakuasi sebanyak 69 pendaki Gunung Sumbing.
Kebakaran hutan terjadi di hutan Jati di kawasan Gunung Gede, Desa Bekare, Kecamatan Bungkal, Ponorogo, Jatim.
Luas lahan yang terbakar mencapai 15 hektare dan merembet ke hutan Gunung Galak.
Diperkirakan sekitar 8 hektare hutan dan lahan terbakar di kawasan Gunung Lawu, Ngawi, Jawa Timur. Pemadaman menjadi sulit karena adanya angin kencang.
Karhutla juga tercatat di Gunung Andong, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kebakaran ini melibatkan semak belukar, padang rumput, dan pepohonan cemara.
Tindakan pencegahan dan kesadaran akan dampak dari aktivitas manusia dalam memicu kebakaran hutan dan lahan sangat penting untuk melindungi sumber daya alam dan lingkungan.
Pada Kamis, 7 September kebakaran terjadi di Gunung Guntur, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Api diperkirakan membakar lahan hutan seluas 59 hektare yang berisi banyak tanaman hutan seperti pohon pinus, alanng-alang, dan jenis lainnya.
Pihak kepolisian bahkan menduga terdapat unsur kesengajaan oleh manusia dalam peristiwa kebakaran ini.
Kebakaran terjadi di padang sabana wilayah Ranupani, Gunung Bromo, Jawa Timur.
Kebakaran tersebut terjadi pada 30 Agustus dan baru padam pada 3 September 2023.
Kebakaran tersebut menyebabkan setidaknya 611 hektare lahan Taman nasional Bromo Tengger Semeru dilalap api.
Kebakaran juga terjadi di Gunung Walat, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Kebakaran tersebut terjadi pada 1 September 2023 dan menyebabkan lahan seluas 10 hektare hangus terbakar.
KOMENTAR
Latest Comment