10 Fakta Unik Tentang Bulan, Satelit Bumi yang Berbentuk Seperti Telur

31 Januari 2024 22:01 WIB

Narasi TV

Bulan terlihat saat gerhana bulan parsial di Shanghai 1 Januari 2010. (REUTERS/Aly Song)

Penulis: Rusti Dian

Editor: Rizal Amril

Bulan adalah benda langit yang mengelilingi Bumi dan dapat dilihat saat langit berubah gelap di malam hari. Selain digunakan untuk penanggalan hari, Bulan juga cukup membantu kegiatan pelayaran manusia. Berikut fakta unik tentang Bulan yang wajib kamu ketahui.

Bulan adalah satu-satunya satelit Bumi yang juga termasuk satelit terbesar kelima dalam tata surya. Berdasar ukuran planet orbitnya, Bulan termasuk satelit alami terbesar di sistem tata surya kita.

Seiring perkembangan teknologi di bidang astronomi, manusia mulai mendarat di Bulan dan menelitinya. Wahana pertama yang mencapai Bulan dengan pesawat ruang angkasa tanpa awak yaitu Program Luna Uni Soviet tahun 1959.

Misi dilanjutkan oleh program Apollo NASA AS yang mencapai Bulan dengan menggunakan pesawat ruang angkasa berawak. Misi ini dilakukan pada tahun 1972. Setelah itu, Bulan hanya disinggahi oleh pesawat ruang angkasa tanpa awak untuk misi orbit. 

Misi berawak ke Bulan di masa depan sudah direncanakan oleh beberapa negara. Dananya bisa berasal dari pemerintah maupun swasta. Dengan berpedoman pada Perjanjian Luar Angkasa, Bulan bebas dijelajahi semua negara untuk berbagai tujuan damai.

Fakta unik Bulan

Menjadi penerang ketika malam, terdapat fakta-fakta unik tentang Bulan sebagai berikut.

1. The Big Whack

Bulan terbentuk dari tabrakan proto Bumi (Bumi tahap awal yang lebih besar dibanding sekarang) dengan sebuah objek sebesar planet Mars. Tabrakan ini dikenal dengan istilah The Big Whack. Peristiwa ini terjadi sekitar 4,5 miliar tahun lalu. 

Puing-puing tabrakan terlempar ke luar angkasa. Awan batu menguap dan hilang menuju orbit sekitaran bumi. Ketika awan ini dingin dan mengembun, maka berubah menjadi cincin kecil yang padat dan membentuk bulan.

2. Satelit alami Bumi

Bulan menjadi satu-satunya satelit Bumi yang terbentuk secara alami. Bulan mengitari Bumi pada jarak 385.000 km atau setara 30 diameter Bumi. 

Sebagai informasi, satelit adalah benda langit kecil yang beredar mengelilingi planet dan berada dalam gaya tarik planet tersebut.

3. Ukurannya lebih kecil daripada Bumi

Meski Bulan terlihat lebih besar pada awal terbentuknya, tetapi ukuran Bulan lebih kecil dari Bumi. Ukurannya hanya kisaran 3.475 km atau seperempat diameter Bumi. Bulan mencakup 1/16 dari total luas permukaan Bumi dengan massa 1,2 persen dari massa Bumi.

4. Permukaan Bulan

Permukaan Bulan diantaranya gunung berapi mati, kawah, dan aliran lava. Bagian yang gelap dari Bulan bukanlah lautan air, tetapi genangan lava yang mengeras. Kerak Bulan terdiri dari permukaan batu yang tertutup regolit dengan ketebalan 60-100 km.

Inti Bulan pun sebenarnya sangatlah kecil, hanya sekitar 1-2 persen massa bulan dengan lebar kira-kira 680 km. Meski begitu, tetap ada kandungan besi, belerang, dan berbagai unsur lain dalam inti Bulan tersebut.

5. Bentuknya tidak bulat

Bentuk Bulan sebenarnya tidak bulat seperti yang terlihat di malam hari. Bulan justru berbentuk seperti telur.

6. Debu Bulan berbau bubuk mesiu

Permukaan Bulan diselimuti lapisan debu yang seringkali menempel di pakaian astronot saat menjelajah Bulan. Bahkan, astronot bernama Harrison Jack Schmitt menyebut bahwa debu Bulan berbau seperti aroma bubuk mesiu.

Tak heran jika sejumlah astronot mengalami demam Bulan. Gejalanya seperti bersin dan hidung tersumbat. Perlu beberapa hari agar demam tersebut hilang dari tubuh para astronot.

7. Bulan menyebabkan pasang surut air laut

Pasang surut air laut di Bumi diakibatkan oleh gaya gravitasi Bulan. Selain itu juga dipengaruhi oleh gravitasi matahari meski pasang surutnya tidak akan sebesar jika ada Bulan.

8. Menjauh dari Bumi 4 cm per tahun

Menurut penelitian, Bulan bergerak perlahan menjauhi Bumi sekitar 4 cm setiap tahunnya. Jika ini masih terjadi selama 50 miliar tahun ke depan, maka perlu waktu 47 hari untuk Bulan bisa mengorbit Bumi.

9. Penemuan air di Bulan

Saat India melakukan misi penjelajahan Bulan, mereka menemukan air di dekat kutub Bulan. Sementara NASA menemukan air di bawah permukaan Bulan. Memang jumlahnya tidak terlalu banyak. Diperkirakan satu meter kubik tanah Bulan mampu menghasilkan satu liter air.

10. Penamaan kawah Bulan

Nama kawah di Bulan diambil dari nama cendekiawan, ilmuwan, seniman, atau para penjelajah. Misalnya, kawah Bulan bernama Copernicus diambil dari nama astronom Polandia bernama Nicolaus Copernicus.

Penerapan nama tersebut dimulai tahun 1645 oleh Michael van Langren, insinyur asal Brussel. Ia memberi nama ciri-ciri di Bulan menggunakan nama raja dan orang besar di Bumi.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR