Apa Itu Green Economy dan Perbedaannya dengan Blue Economy?

14 Juni 2023 06:06 WIB

Narasi TV

Ilustrasi green economy. (Sumber: Freepik/master1305)

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Rizal Amril

Pemerintah Indonesia terus mendorong green economy atau ekonomi hijau untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. 

Ekonomi hijau sebagai konsep pembangunan telah lama diinisiasi oleh lembaga-lembaga internasional. 

Konsep ekonomi hijau pertama kali diperkenalkan pada tahun 1989 dalam laporan yang diajukan para ekonom lingkungan kepada pemerintah Inggris. 

Definisi ekonomi hijau kemudian dikaitkan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. 

Cakupan isu green economy pun meluas tidak hanya terkait kebijakan lingkungan di suatu negara, melainkan juga isu global seperti perubahan iklim, deforestasi, kebakaran hutan, penipisan lapisan ozon, dan lain sebagainya. 

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan ekonomi hijau?

Apa itu green economy?

United Nations Environment Programme (UNEP) mendefinisikan green economy atau ekonomi hijau sebagai ekonomi yang rendah karbon, hemat sumber daya, dan inklusif secara sosial. 

Dalam ekonomi hijau, pertumbuhan lapangan kerja dan pendapatan didorong oleh investasi publik dan swasta ke dalam kegiatan ekonomi, infrastruktur, dan aset yang memungkinkan pengurangan emisi karbon dan polusi, peningkatan efisiensi energi dan sumber daya, serta pencegahan hilangnya keanekaragaman hayati.

Ekonomi hijau beroperasi pada level ekonomi makro dan berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan berfokus pada manajemen sumber daya dan investasi, peningkatan lapangan kerja, dan inflasi. 

Gagasan ekonomi hijau tidak lantas menggantikan pembangunan berkelanjutan, tetapi justru menciptakan fokus baru di bidang ekonomi, investasi, infrastruktur dan modal, serta pekerjaan dan keterampilan.

Perbedaan green economy dan blue economy

Seiring dengan upaya penerapan green economy, muncul istilah blue economy atau ekonomi biru yang mungkin masih terdengar asing bagi beberapa orang

Secara konsep, keduanya tidak jauh berbeda karena masih berkaitan dari segi lingkungan dan aspek ekonomi yang ditekankan. 

Perbedaan keduanya terletak pada fokus pembangunan ekonomi. Jika ekonomi hijau fokus pada pembangunan berkelanjutan dan penurunan risiko lingkungan, ekonomi biru berfokus pada pembangunan ekonomi berkelanjutan di sektor kelautan. 

Ekonomi biru atau yang disebut juga ocean economy bermula dari gagasan untuk mengaitkan antara konservasi dan prinsip keberlanjutan di bidang kelautan, termasuk makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. 

Istilah ekonomi biru pertama kali muncul pada konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pembangunan berkelanjutan yang diadakan di Brasil tahun 2021.

Mengutip UNESCO, konsep ekonomi biru berusaha untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial, dan pelestarian atau peningkatan mata pencaharian, serta pada saat yang sama turut pula memastikan kelestarian lingkungan laut dan wilayah pesisir. 

Penerapan ekonomi biru di Indonesia dilandasi oleh potensi kelautan yang dimiliki Indonesia sebagai negara kepulauan. Diperlukan pelestarian sumber daya laut untuk memastikan tercapainya cadangan sumber pangan yang berkelanjutan. 

Baik ekonomi hijau maupun ekonomi biru sama-sama bertujuan untuk mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. 

Keduanya merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi untuk memastikan terciptanya dunia yang lebih aman, berkelanjutan, dan setara bagi makhluk hidup dan lingkungan. 

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR