Apa Itu Inner Child? Pengertian, Ciri Inner Child yang Terluka, dan Cara Menyembuhkannya

16 Mei 2023 12:05 WIB

Narasi TV

Seorang anak kecil yang sedang mencari-cari. Sumber: Freepik.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Belum lama ini, istilah inner child cukup ramai dijumpai di media sosial. 

Katanya, sikap dan perilaku tertentu yang muncul di  usia dewasa bisa jadi disebabkan oleh inner child yang terluka. Untuk menghilangkan perilaku tersebut, seseorang harus berdamai dengan inner child-nya.

Banyak juga orang dewasa yang melakukan aktivitas tertentu seperti membeli mainan mahal karena waktu kecil tidak diperbolehkan membeli mainan itu oleh orang tuanya. 

Maka, ia “membalaskan dendam” inner child-nya dengan membeli mainan itu untuk dirinya sendiri. 

Istilah inner child sering digunakan untuk mendeskripsikan hubungan yang dimiliki seseorang dengan dirinya serta memori yang dimiliki ketika masih berada di masa kanak-kanak. 

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan inner child?

Apa itu inner child?

Mengutip Harley Therapy, inner child mengacu pada anggapan bahwa setiap orang memiliki aspek kekanak-kanakan di alam bawah sadarnya. 

Inner child dalam diri bisa dilihat sebagai “kepribadian lain” yang bisa muncul jika seseorang dihadapkan dengan suatu masalah. 

Meski tengah populer belakangan ini, inner child sebenarnya adalah konsep yang sudah cukup lama dikenal di dunia psikologi. 

Carl Jung disebut sebagai tokoh yang pertama kali memperkenalkan konsep ini sekitar 100 tahun yang lalu. 

Ia menghubungkan keberadaan anak kecil dalam diri seseorang dengan pengalaman dan ingatan tentang kepolosan, keceriaan, kreativitas, serta harapan di masa depan.

Inner child dapat mempengaruhi diri seseorang ketika dewasa, mulai dari cara mengambil keputusan, mengelola emosi, dan sebagainya. 

Inner child tidak selamanya berkaitan dengan luka dan dan trauma di masa lalu. Memori masa kecil yang menyenangkan dapat menghasilkan inner child yang sehat, bahkan bisa membantu seseorang menghadapi masa-masa sulit. 

Sebaliknya, pengalaman buruk di masa kanak-kanak dapat membuat inner child terus menanggung trauma itu bahkan meski seseorang telah berada di usia dewasa. 

Mengapa inner child bisa terluka?

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, inner child bisa terluka akibat adanya pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi semasa kecil. 

Beberapa hal yang dapat menyebabkan inner child terluka antara lain:

  • Pola asuh yang salah, seperti orang tua yang berlaku otoriter atau justru mengabaikan anak sepenuhnya.
  • Kekerasan fisik, emosional, atau seksual.
  • Diskriminasi berbasis suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
  • Perundungan.
  • Kehilangan teman, anggota keluarga, atau orang terdekat.
  • Perpecahan dalam keluarga seperti pertengkaran, perceraian orang tua, KDRT, dan lainnya.
  • Kekerasan keagamaan seperti pemaksaan keyakinan, hukuman jika tidak menjalankan ritual keagamaan, dan lainnya. 
  • Memiliki anggota keluarga dengan gangguan kejiwaan.
  • Kejadian traumatis lainnya seperti bencana alam, kecelakaan, atau pembunuhan. 

Ciri-ciri inner child yang terluka

Mengutip Mind Body Green, berikut ini merupakan sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa inner child seseorang terluka dan butuh disembuhkan:

  • Mudah marah dan berperilaku agresif.
  • Selalu merasa dapat melakukan semuanya sendiri dan tidak membutuhkan bantuan orang lain. 
  • Memiliki mekanisme koping (coping mechanism) yang tidak sehat seperti mengonsumsi minuman beralkohol, belanja yang kebablasan, atau terlalu banyak makan. 
  • Kondisi mental dan emosional yang buruk, misalnya merasa depresi, tidak memiliki motivasi, sulit fokus, merasa cemas, hingga sulit tidur.
  • Mengulangi pola yang sama dalam hubungan seperti yang pernah dialami waktu kecil, baik dalam hubungan romantis maupun bukan. 

Bagaimana cara berdamai dengan inner child?

Luka inner child yang disebabkan oleh pengalaman buruk di masa kecil memang tidak bisa dihindari. Yang dapat kita lakukan adalah menyembuhkan luka tersebut sehingga tidak lagi terbayang-bayang oleh trauma masa lalu. 

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk berdamai dan menyembuhkan luka inner child antara lain:

  • Menerima apa yang sudah terjadi. Ketimbang terus-menerus menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas kejadian buruk di masa kecil, lebih baik kita menerima hal tersebut dengan lapang dada. 
  • Mengakui hal buruk yang terjadi di masa lalu. Tak cukup dengan menerima, kita juga harus mengakui bahwa hal buruk tersebut memang pernah terjadi dan tidak terus-menerus menyangkalnya.
  • Melakukan meditasi. Meditasi dapat memberi pengaruh positif terhadap kondisi mental, selain juga mengurangi stres dan membantu mengelola emosi. 
  • Menjalankan hobi, baik hobi yang baru dijumpai di usia dewasa maupun hobi masa kecil. Melakukan kembali hal yang disukai semasa kecil dapat membantu seseorang terkoneksi dengan inner child-nya.
  • Membangun support system. Carilah sosok yang dapat dipercaya untuk berbagi cerita dan trauma. 
  • Berkonsultasi dengan profesional. Psikolog atau psikiater dapat membantu proses identifikasi luka inner child serta mencari penyelesaiannya. 

Menyembuhkan luka inner child merupakan proses yang panjang dan tak jarang berliku. Oleh karena itu, kehadiran orang lain seperti keluarga, sahabat, dan tenaga profesional akan sangat membantu dalam proses tersebut. 

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR