Kisah Hari-Hari Terakhir Wafatnya Nabi Muhammad SAW

9 Jun 2023 16:06 WIB

thumbnail-article

Foto kompleks makam Nabi Muhammad saw. yang ada di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Kisah wafatnya Nabi Muhammad saw. menjadi pengingat kesedihan yang banyak dirasakan oleh umat muslim. Nabi Muhammad saw. adalah tokoh penting dalam sejarah agama Islam.

Bahkan hingga saat ini, umatnya di seluruh penjuru dunia mengagumi kisah Nabi Muhammad saw. dan menjadikannya sebagai prinsip untuk hidup selain Al-Qur’an.

Nabi Muhammad wafat pada hari Senin tanggal 8 Juni 632 Masehi atau 12 Rabiul Awal di tahun ke 11 Hijriah.

Melansir History of Islam, kabar wafatnya Rasulullah begitu sulit dipercayai oleh para sahabat karena terlalu menyedihkan untuk dibayangkan.

Para sahabat mengalami syok karena membayangkan kehadiran Rasulullah sudah tidak dapat lagi mereka rasakan.

Kisah wafatnya Nabi Muhammad saw.

Satu tahun sebelum Nabi Muhammad saw. wafat, Islam telah menjelma menjadi pemersatu tanah Arab.

Tanah Arab yang dahulu terpecah dalam kekuasaan suku-suku lokal, kemudian menjadi satu negara yang paling termahsyur.

Semua pencapaian tersebut dapat dilakukan karena Nabi Muhammad. Sebagai pemimpin, Nabi saw. telah meningkatkan taraf hidup penduduk Arab.

Sebagai utusan Allah Swt., Nabi Muhammad saw. telah menyebarkan agama Islam hingga keluar jazirah Arab.

Pada saat-saat tersebut, Nabi Muhammad saw. kemudian mengajak para sahabat untuk melaksanakan ibadah penyempurna, ibadah pemungkas yang membuat Islam menjadi lengkap, yakni ibadah haji.

Jauh sebelum era Islam, Ka’bah sudah jadi tempat berziarah, namun Rasulullah saw. belum mengajarkan apa yang kemudian menjadi ibadah haji.

Ibadah haji yang pertama tersebut kini dikenal sebagai haji wadak, atau haji perpisahan. Itulah ibadah haji pertama dan terakhir yang dilakukan Rasulullah saw.

Juga menjadi ritual ibadah terakhir yang diajarkan oleh Rasulullah untuk umat Islam.

Hal tersebut karena tak lama setelah melaksanakan haji wadak bersama ribuan pengikutnya, Rasulullah saw. wafat.

Melansir laman web Pondok Pesantren Tebu Ireng, Kyai Haji Hasyim Asy'ari menulis riwayat wafatnya Nabi Muhammad saw. dalam kitab Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin.

Dalam kitab tersebut, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw. merasa sakit di penghujung bulan Safar.

Sakit yang diderita Nabi adalah pening hebat yang disertai demam. Sakit tersebut tak kunjung memudar, justru kian berat dirasakan oleh Nabi.

Oleh karenanya, Nabi Muhammad saw. kemudian meminta izin kepada para istrinya agar dirawat oleh Aisyah ra., istri yang begitu dicintai Rasulullah.

Akan tetapi, meskipun telah dirawat oleh istri yang begitu dicintai, sakit yang dirasakan Rasulullah tetap bertambah parah. Hal tersebut terjadi hingga seminggu lamanya. 

Kemudian tibalah hari Senin 12 Rabiul Awal. Dalam riwayat Anas bin Malik, yang dinukil dari NU Online, Rasulullah berada dalam kamar Aisyah ketika Abu Bakar ra. dan para sahabat lainnya menunaikan ibadah salat Subuh tak jauh dari tempat Rasulullah beristirahat.

Rasulullah tidak kuasa untuk mengimami salat para sahabat karena sakitnya. Nabi saw. hanya menyingkap tabir kamar dan memperhatikan para sahabat melakukan salat.

Saat Rasulullah menyingkap tabir kamar tersebut, para sahabat sempat merasa gembira karena mengira Rasulullah telah membaik.

Akan tetapi, kondisi Rasulullah ternyata tidak membaik sebagaimana yang diharapkan para sahabat.

Ketika waktu Duha hampir habis, Rasulullah saw. memanggil anaknya, Fatimah, dan membisikkan sesuatu kepada putrinya tersebut.

Ketika para sahabat bertanya apa yang dibisikkan Nabi, Fatimah berkata:

"Nabi saw. membisikiku bahwa beliau akan wafat, lalu aku menangi. Kemudian beliau memisikiku lagi dan mengabarkan aku adalah orang pertama di antara keluarga beliau yang akan menyusul beliau," (Shahihul Bukhari, II:638).

Setelah memanggil Fatimah, Rasulullah kemudian memanggil cucunya, Hasan dan Husain, kemudian istri-istrinya, dan memberikan nasihat kepada mereka.

Nabi saw. juga menyempatkan untuk memberi nasihat kepada para sahabat untuk memperhatikan ibadah salat.

Kemudian, pada saat-saat terakhirnya, Rasulullah masih sempat untuk bersiwak barang sebentar. Kemudian, dalam keadaan terbaring dipangkuan Aisyah, Rasulullah mengangkat tangan, mengarahkan pandangan ke langit-langit, dan bibirnya begerak-gerak.

Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah kala itu berkata, "Ya Allah ampunilah aku; Rahmatilah aku; dan pertemukan aku dengan Kekasih yang Maha Tinggi. Ya Alah, Kekasih Yang Maha Tinggi," (Ad Darimi, Misykatul Mashabih, II: 547).

Diriwayatkan bahwa Rasulullah mengulang tiga kali kalimat tersebut sebelum tangannya lunglai dan wafat.

Rasulullah wafat pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah pada tanggal yang sama ketika dilahirkan 63 tahun sebelumnya.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER