Kuat Ma'ruf Minta Maaf, Ibunda Yosua: Kejahatan Apa yang Kalian Tutupi Bersama PC-mu Itu

2 Nov 2022 17:11 WIB

thumbnail-article

null

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Kami di sini saksi 12 orang, memang kami orang lemah, tapi kami yakin di hadapan Tuhan kami akan diperhitungkan.

 

Kuat Ma’ruf, terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat menyampaikan duka cita kepada Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak selaku kedua orang tua Yosua.

“Saya turut berduka cita atas meninggalnya almarhum Yosua. Dan semoga almarhum Yosua diterima di sisi tuhan yang maha esa. serta keluarga besar diberi ketabahan dan kesabaran,” kata Kuat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (2/11/2022).

Kuat mengaku pasrah mengikuti proses hukum yang dijalaninya. Namun ia menegaskan tidak mengetahui dakwaan yang disampaikan jaksa kepadanya.

“Dan saya berharap biar proses pengadilan yang menentukan salah atau tidaknya saya. Karena demi Allah tidak ada lihat apa yang seperti didakwakan kepada saya,” katanya.

Usai Kuat meminta maaf Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso mempersilakan orang tua Brigadir Yosua menyampaikan pernyataannya. 

Kesempatan yang diberikan hakim digunakan Rosti Simanjuntak selaku ibunda Yosua mencurahkan segala perasaannya. Berikut ini cuplikan pernyataan Rosti yang disampaikan penuh emosional.

Ibunda Yosua: Skenario Kalian Hebat Luar Biasa

Di dalam kasus ini Kuat Ma’ruf skenario kalian sangat hebat sangat luar biasa saya lihat. Dalam kasus ini kalian mengetahui semua, bahkan menginginkan daripada kematian anakku.

Jadi kamu sama atasanmu Ferdy Sambo dan Putri sangat luar biasa skenarionya. Kebohongan, kebohongan. Di sini kalian minta maaf sesudah anakku hampir lima bulan tewas di tangan kalian semua.

Sungguh luar biasa kalian semua sebagai manusia yang memiliki hati nurani. Kita sama-sama ciptaan Tuhan kok. Tapi kok sekarang ada kesadaran kamu meminta maaf kepada ibu, ibunda daripada Yosua yang sudah kalian bunuh itu ya.

Kejahatan Apa yang Kalian Tutupi Bersama PC-mu Itu
Sangat sadis, sangat kejinya perbuatan kalian. Segerombolan kalian di rumah bapak itu menghabisi nyawa anakku dengan sadis tanpa memberikan satupun pertolongan buat anakku.

Kalian yang tahu di dalam ini semua, kejahatan apa yang kalian tutupi. Saya ulangi lagi kejahatan apa yang kalian tutupi di sini bersama atasanmu itu, sama PC (Putri Candrawati) mu itu.

Jadi tolong jujur.

Kamu sudah mengatakan maaf tadi.

Maaf tidak ada hanya di bibir.

Maaf itu mohon pengampunan kepada Tuhan.

Jadi saya sebagai orang tua yang sudah kalian hancurkan harapan anakku, yang sudah hancurkan kebanggaan aku yang melahirkan anakku, yang sudah kuajari selalu hormat kepada orang jangan suka membuat kesalahan kepada orang, saya selalu mengajari anakku agar selalu rukun, dan saya selalu bertanya kepada anakku dan memberi nasihat mohon anakku di mana pun kamu merantau biar kamu aman dan baik harus baik kepada orang di sekitarmu. Terlebih kamu satu rumah, satu atasan.

Sampaikan Maaf dengan Hati Nurani

Saya sangat-sangat heran dalam peran ini, kalau saya lihat ya di berita ini baru aku sadar, baru aku shock, trauma saya yang sangat berat. Saya yang enggak mengikuti selama ini kasus ini.

Baru ini aku diberikan Tuhan kemampuan di dalam kasus pembunuhan anakku ini yang harus mati di tangan banyak orang di rumah Ferdy Sambo dan Putri atasannya yang harusnya memberikan perlindungan buat anakku.

Jadi ada apa di dalam ini semuannya? Tolong ya, tolong, minta tolong, karena kalian punya ibu juga. Punya keluarga juga dan punya keturunan juga agar jangan hidup kalian sia-sia.

Dan mata kalian yang sudah dikasih Tuhan jangan tidak berguna. Kalian punya mata dan punya hati jangan tidak berguna dan sia-sia dengan kematian yang kalian inginkan, kematian anakku. Jadi kata maaf itu jangan hanya di bibir seperti Ferdy Sambo dan Putri. Hanya di bibir kata maafnya.

Berikan itu dari hati nuranimu yang sangat dalam. Berikan itu di depan Tuhan. Tuhan Maha Mengetahui, Tuhan Maha Melihat, dan Tuhan Maha Mendengar di setiap jeritan tangisan anakku.

Kami Orang Lemah Tapi Tuhan Akan Perhitungkan

Anakku satu-satunya, sebanyak itu kalian di rumah itu, aduh luar biasa di mana hati kalian.

Hewan saja mati pasti mendapatkan pertolongan.

Ini kalian yang manusia diciptakan Tuhan punya mata, punya hati, tapi satu pun kalian di rumah Ferdy Sambo itu mengikuti skenario atasanmu itu, dan Putrimu yang kau banggakan itu, ada apa kamu dengan si Putri itu Kuat Ma’ruf?

Ada apa? Siapa kamu di dalam itu? Siapanya si Putri kamu? Sampai kamu mendesak mengatur si Putri.

Saya orang kecil saja tidak diperbolehkan orang lain di rumah mengatur. Apalagi kepada istri yang bukan istri kita.

Ini ingat ya dicamkan dalam-dalam. Bagaimana pun pintarnya atasanmu itu membuat skenario Tuhan akan melihat.

Kami di sini saksi 12 orang, memang kami orang lemah, tapi kami yakin di hadapan Tuhan kami akan diperhitungkan.

Kami menuntut ketidakadilan ini dan kami mohon kepada Pak hakim dan Pak jaksa diberikan kami keadilan yang seadil-adilnya.

Hanya itulah harapan kami. Karena kami percaya pak Hakim adalah wali Tuhan buat kami orang yang lemah.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER