Pengertian Puasa Mutih: Bacaan Niat serta Manfaat pada Tubuh

9 Mar 2023 20:03 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi puasa mutih. (Sumber: Freepik/8photo)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Bagi masyarakat Jawa, pasti sudah tidak asing dengan puasa mutih. Puasa yang erat dengan tradisi Jawa kuno ini merupakan perpaduan budaya Jawa dengan kedatangan Islam di Nusantara.

Masyarakat Jawa meyakini bahwa puasa tidak hanya soal tidak makan, minum dan menahan hawa nafsu, namun juga memiliki dampak yang baik bagi tubuh dan pikiran.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai puasa mutih, kita perlu tahu dulu pengertian puasa dalam agama Islam. Menurut Gus Arifin dala buku Fiqih Puasa (2013), puasa adalah bagian penting dari keberagaman seorang muslim dan merupakan salah satu rukun Islam.

Sementara pengertian puasa dalam bahwa Jawa, mengutip buku Ritual Puasa Orang Jawa (2009) karya Aulia, berasal dari dua kata Sansekerta, yaitu “upa” yang artinya dekat dan “wasa” yang berarti berkuasa. 

Oleh karenanya, puasa dalam tradisi Jawa bermakna sebagai cara mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Orang Jawa menafsirkan puasa sebagai mepes hawa kalawan nepsu sajroning urip kangge urip sajroning pati yang yang artinya puasa itu berguna untuk mengendalikan hawa nafsu ketika masih hidup untuk bekal sesudah mati.

Dalam sejarahnya, puasa mutih memang bukan ajaran Islam secara langsung, namun puasa ini merupakan ritual dari perkembangan ajaran Islam dan kemudian diadaptasi dalam tradisi ritual masyarakat Jawa.

Niat puasa mutih

Puasa mutih dilakukan dengan syarat yakni hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang berwarna putih seperti nasi putih dan putih telur.

Dalam tradisi Jawa, tahapan pertama melakukan puasa mutih adalah dengan melafalkan niat berikut:

Niat ingsun puasa mutih kerno Allah Ta'ala."

Artinya: "Saya niat puasa mutih karena Allah Ta'ala."

Selain itu niat puasa mutih juga bisa dilafalkan dengan versi yang lebih panjang berikut:

"Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku, putih badanku, putih kaya dining banyu suci karena Allah Ta’ala.”

Artinya: "Saya niat puasa mutih supaya putih batinku, putih badanku, putih seperti air suci karena Allah Ta'ala."

Saat berbuka atau membatalkan puasa, seseorang yang melaksanakan puasa mutih, tidak boleh memakan apapun kecuali nasi putih dan air putih, serta tidak boleh ditambah apa-apa lagi, seperti gula, garam dan lainnya.

Dari perspektif medis, puasa mutih dalam waktu singkat dapat meningkatkan energi dengan cepat dan dalam waktu yang singkat.

Hal tersebut karena puasa mutih berarti menerapkan pola konsumsi tinggi karbohidrat. Mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dalam waktu singkat dapat memberikan tambahan energi dengan cepat.

Akan tetapi, melakukan puasa mutih dalam rentang waktu yang panjang tidak direkomendasikan secara medis karena dapat memicu masalah medis seperti diabetes dan penyakit lain.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER