Profil Jung Myung Seok, Pendeta Sekte Korea Selatan yang Lakukan Kekerasan Seksual pada Pengikutnya

8 Mar 2023 23:03 WIB

thumbnail-article

Foto Jung Myung Seok, pemimpin organisasi keagamaan Jesus Morning Star yang lakukan kekerasan seksual pada pengikutnya. (Sumber: YouTube/providencehub)

Penulis: Rusti Dian

Editor: Rizal Amril

Nama Jung Myung Seok tengah menjadi sorotan pasca-perilisan film dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal (2023). 

Film ini menceritakan tentang empat sekte sesat atau kultus yang berkembang di Korea Selatan.

Jung Myung Seok atau disingkat JMS adalah pendiri sekte yang juga dikenal dengan Jesus Morning Star. Sekte ini mencari perempuan-perempuan muda yang dianggap ideal menurut JMS untuk menjadi pengikut. 

Film ini cukup menggemparkan Korea Selatan dan negara-negara lainnya, membuat nama Jung Myung Seok menjadi sorotan.

Profil Jung Myung Seok

JMS lahir pada 16 Maret 1945 di Geumsan, Korea Selatan. Saat ini, ia berusia 78 tahun dan memiliki enam saudara.

Jung Myung Seok adalah seorang pengkhotbah atau pendeta yang selalu mengklaim diri sebagai seseorang yang berpengaruh. Bahkan, ia sempat menyebut dirinya sebagai Mesias, salah satu gelar yang diberikan kepada Yesus Kristus.

JMS mulai mendirikan gerakan keagamaan dan berkembang menjadi Jesus Morning Star pada medio 1980-an.

Kultus pimpinan JMS ini kemudian dikenal dengan beberapa nama selain Jesus Morning Star, seperti Providence, Christian Gospel Mission, dan Gereja Bulan Purnama.

Pada masa awal perkembangan Jesus Morning Star, gerakan keagamaan ini membidik mahasiswa universitas bergengsi di Korea Selatan untuk menjadi pengikutnya.

Sekte ini menyasar orang-orang muda, terutama perempuan yang dianggap memiliki tubuh ideal menurut Jung Myung Seok. Langkah tersebut berhasil membuat JMS mendapatkan banyak pengikut. 

Pada akhir dekade 80-an, organisasi pimpinan JMS telah menjadi organisasi keagamaan dengan banyak pengikut dari kelompok usia muda.

Praktik JMS adalah menjadikan hubungan seksual sebagai pengampunan dosa. Oleh karena itu, ia selalu mengajak pengikut perempuan untuk berhubungan dengannya dengan dalih menjadi “Pengantin Tuhan”.

Akibat perilaku lancung Jung Myung Seok tersebut, ia dipenjara pada 2008 lalu setelah terbukti melakukan pemerkosaan terhadap tiga pengikut perempuannya ketika melakukan perjalanan ke luar negeri antara tahun 2003 hingga 2006.

Pengadilan Korea Selatan menjatuhkan vonis 10 tahun penjara atas perilaku bejat yang dilakukan Jung Myung Seok tersebut.

Ketika tuntutan atas dirinya masuk ke pengadilan, JMS sempat melarikan diri dari Korea. Namun, pada 2008, ketika vonis 10 tahun dijatuhkan pada Jung Myung Seok, Pemerintah Cina mendeportasi JMS dan memulangkannya ke Korea Selatan.

Melansir ABC News, perilaku bejat Jung Myung Seok tak berhenti meskipun tengah menjalani 10 tahun hukuman penjara.

Dalam rentang waktu di penjara tersebut, para pengikut JMS tetap mengiriminya foto-foto perempuan pengikutnya.

Pun setelah JMS keluar dari penjara di tahun 2018, ia kembali terlibat kasus yang sama.

Jung Myung Seok kembali didakwa melakukan tindak kekerasan seksual kepada seorang warga negara Hong Kong dan seorang warga negara Australia di Wolmyeongdong, pusat rekreasi dan tempat ibadah milik JMS di Geumsan, Korea Selatan.

Tindak kekerasan seksual tersebut diduga dilakukan oleh JMS setelah ia keluar dari penjara, yakni antara tahun 2018 hingga 2021. 

Korban JMS berpaspor Hong Kong tersebut adalah Maple, yang memberikan kesaksian dalam film In The Name of God: A Holy Betrayal.

Menurut penuturan Maple dalam film, Jung Myung Seok mengajak Maple untuk tidur bersama. Saat itu, jari tangan JMS masuk ke organ vital Maple. Ia tidak bisa melawan. Bahkan tidak ada satupun yang membelanya.

Kekerasan seksual kepada Maple terus dilakukan JMS selama hampir tiga tahun. Atas perbuatannya tersebut JMS kini kembali dipenjara setelah dituntut dengan pasal kekerasan seksual terhadap warga negara asing.

Praktik sekte sesat di Korea Selatan

Film In The Name of God: A Holy Betrayal yang dirilis pada 3 Maret 2023 menduduki peringkat 6 dalam Top 10 TV Show di Netflix Indonesia. 

Film garapan Cho Seong Hyun ini berisi delapan episode yang menceritakan kisah kelam di balik empat pemimpin sekte sesat yang sempat mempunyai banyak pengikut di Korea Selatan. 

Dalam film dokumenter ini, penonton bisa melihat kesaksian langsung dari anggota maupun korban praktik empat sekte sesat di Korea Selatan.

Keempat sekte tersebut adalah Jesus Morning Star (JMS), Lima Samudera (Oh Daeyang), Taman Bayi (Baby Garden), dan Gereja Pusat Manmin. 

Tiga di antara empat sekte tersebut terlibat dalam praktik kekerasan seksual berkedok agama yang menyasar para pengikutnya.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER