Restrukturisasi, Zoom PHK Ribuan Karyawan dan Potong Gaji CEO 98 Persen

9 Feb 2023 15:02 WIB

thumbnail-article

Eric Yuan, CEO Zoom Video Communications mengambil bagian dalam upacara membunyikan bel di NASDAQ MarketSite di New York, New York, AS, 18 April 2019. REUTERS/Carlo Allegri

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Perusahaan penyedia layanan telekonferensi video, Zoom, mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 14 persen dari total karyawannya pada Selasa (07/02/2023).

Dengan angka tersebut, total karyawan Zoom yang akan mendapatkan PHK ditaksir mencapai 1300 orang.

CEO Zoom, Eric Yuan, dalam unggahan di laman resmi Zoom, menyatakan bahwa PHK yang akan diterapkan tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi perusahaan di tengah lambatnya laju ekonomi. 

Bagi karyawan yang terdampak akan mendapatkan 16 minggu gaji dan perlindungan kesehatan. 

Pimpinan Zoom dapat pemotongan gaji

Dalam unggahan tersebut, Yuan juga menambahkan bahwa ia akan melakukan pemotongan gajinya dan tidak menerima bonus sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai pemimpin perusahaan.

Menukil Bisnis.com, gaji pokok Yuan di Zoom tahun lalu mencapai USD301.731 ditambah total kompensasi sebesar USD1,1 juta.

“Sebagai CEO dan pendiri Zoom, saya bertanggung jawab atas kesalahan ini dan tindakan yang kami ambil hari ini dan saya ingin menunjukkan tanggung jawab tidak hanya dalam kata-kata tetapi juga dalam tindakan saya sendiri,” tulisnya. 

“Untuk itu, saya mengurangi gaji saya untuk tahun fiskal yang akan datang sebesar 98 persen dan melepaskan bonus perusahaan tahun 2023 saya.”

Tidak hanya Yuan, gaji para eksekutif lainnya akan dipotong sebesar 20 persen untuk tahun fiskal mendatang dan akan kehilangan bonus di tahun fiskal 2023.

Restrukturisasi yang tak terhindarkan

Dalam pengumumannya tersebut, ia juga menyinggung tentang penyesuaian diri perusahaan setelah masa pandemi. 

Saat pandemi menyerang dunia Zoom menjadi pilihan banyak orang untuk berkomunikasi dengan dunia luar, baik itu dalam lingkup sekolah, kuliah, ataupun pekerjaan.

Menurut Yuan, perusahaannya tidak menganalisis pertumbuhan berkelanjutan kedepannya, sehingga karyawan Zoom meningkat hingga tiga kali lipat dalam dua tahun terakhir.

Pada akhir bulan Januari 2020, sebelum wabah Covid-19 dinyatakan sebagai keadaan darurat nasional di Amerika Serikat, jumlah karyawan Zoom ditaksir mencapai sekitar 2.500 orang.

Sejak pandemi meningkat, jumlah karyawannya bertambah sekitar 6.000 orang.

Akan tetapi, seiring melandainya kasus Covid-19, aktivitas sekolah ataupun pekerjaan sudah kembali dilakukan dengan temu fisik, dampaknya saham Zoom pun terus menurun sejak tahun lalu.

Pasca pengumuman PHK tersebut, saham Zoom ditutup menguat 9,9 persen ke level US$84,66 di bursa AS pada perdagangan Selasa (07/02).

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER