20 Sifat Mustahil bagi Allah SWT dan Penjelasannya

15 Feb 2024 19:02 WIB

thumbnail-article

Kaligrafi Allah Swt. (Sumber: Freepik/pinnacleanimates)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Sifat mustahil bagi Allah Swt. perlu diketahui bagi umat Islam, hal ini adalah saat bentuk ketaatan hambaNya kepada Tuhan dalam Islam. Mempercayai segala sifat-sifat Allah juga merupakan rukun iman yang pertama.

Dalam artikel berjudul “Aqaid Al-Khamsina Menurut Ahlussunnah Wal Jama’ah” yang ditulis oleh Adenan dkk., sifat mustahil bagi Allah Swt. adalah sifat-sifat yang dipandang tidak layak disandingkan kepada-Nya.

Sifat-sifat mustahil ini dipandang tidak sesuai dengan sifat-sifat Maha Besar dan Maha Agung yang dipunyai Allah Swt.

Sifat mustahil bagi Allah Swt.

Berikut adalah 20 sifat mustahil bagi Allah Swt. lengkap dengan penjelasannya:

1. Adam ( ﻋﺪﻡ )

Sifat mustahil bagi Allah adalah adam yang berarti tidak ada atau tiada, Allah mustahil bersifat adam karena Allah tidak mungkin tidak ada.

Hal ini lantaran segala hal yang ada di alam semesta adalah ciptaan Allah, hal ini juga telah dijelaskan dalam firman Allah dalam surah An-Nahl/16 ayat 3:

خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۚ تَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, ta'ālā 'ammā yusyrikụn.

Artinya: "Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan," (QS. An-Nahl: 3).

2. Huduts ( ﺣﺪﻭﺙ )

Sifat mustahil bagi Allah berikutnya adalah huduts yang berarti baru. Ayat yang menerangkan bahwa Allah bersifat terdahulu tercantum dalam QS Al-Hadid ayat 3:

هُوَ ٱلْأَوَّلُ وَٱلْءَاخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Huwal-awwalu wal-ākhiru waẓ-ẓāhiru wal-bāṭin, wa huwa bikulli syai`in 'alīm.

Artinya: "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu," (QS. Al-Hadid: 3).

3. Fana ( ﻓﻨﺎﺀ )

Selanjutnya adalah sifat mustahil bagi Allah Swt. adalah fana yang berarti binasa atau tidak kekal.

Firman Allah tentang sifat kekalNya tertuang dalam Surah Ar-Rahman ayat 27:

وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ

Wa yabqā waj-hu rabbika żul-jalāli wal-ikrām.

Artinya: "Tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal," (QS. Ar-Rahman: 27).

4. Mumatsalatuhu lil hawaditsi ( ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ )

Mumassalatu lil hawadis artinya sama dengan makhlukNya, sifat ini masuk dari sifat mustahil bagi Allah Swt. yang keempat.

Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surah Al Ikhlas ayat 4:

وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

Artinya: "Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia," (QS. Al-Ikhlas: 4).

5. Qiyamuhu bighoirih ( ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ )

Sifat mustahil bagi Allah berikutnya ialah qiyamuhu bighairihi yang berarti membutuhkan yang lain atau bergantung kepada yang lain. Allah Swt, tidak membutuhkan bantuan makhluk lain karena Allah Swt. adalah Maha Kuasa.

Penjelasan ini tercantum dalam firman Allah Swt. surat Al Ankabut ayat 6:

 وَمَن جَٰهَدَ فَإِنَّمَا يُجَٰهِدُ لِنَفْسِهِۦٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Wa man jāhada fa innamā yujāhidu linafsih, innallāha laganiyyun 'anil-'ālamīn.

Artinya: "Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam," (QS. Al-Ankabut: 6).

6. Ta'adud ( ﺗﻌﺪﺩ )

Ta'adud berarti berbilang atau banyak, sifat ini tentu berseberangan dari sifat wajib bagi Allah yang bersifat Esa atau Tunggal. Allah berfirman:

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

Qul huwallāhu aḥad, Allāhuṣ-ṣamad, Lam yalid wa lam yụlad, Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

Artinya: Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”

7. Ajzun ( ﻋﺟﺰ )

Ajzun merupakan sifat mustahil berikutnya yang berarti lemah. Sifat lemah mustahil bagi Allah Swt. karena Allah adalah Maha Kuasa.

Penjelasan ini telah dituangkan dalam surah Al-Baqarah ayat 20:

يَكَادُ ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَٰرَهُمْ ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Yakaadul barqu yakhtafu absaarahum kullamaaa adaaa'a lahum mashaw fiihi wa izaaa azlama 'alaihim qoomuu; wa law shaaa'al laahu lazahaba bisam'ihim wa absaarihim; innal laaha 'alaa kulli shai'in Qadiir.

Artinya: "Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti.”

8. Karahah ( ﻛﺮﺍﻫﻪ )

Karahah artinya terpaksa, Allah mustahil memiliki sifat ini lantaran Allah bersifat Iradat yang berarti berkehendak.

Hal ini telah dijelaskan dalam firman-Nya:

فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ

Fa' 'aalul limaa yuriid.

Artinya: "Maha Kuasa berbuat apa yang Dia kehendaki," (QS. Al-Buruj: 16). 

9. Jahlun ( ﺟﻬﻞ )

Jahlun berarti bodoh, mustahil bagi Allah bersifat jahlun sebab Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta.

إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Innal laaha ya'lamu ghaibas samaawaati wal ard; wallaahu basiirum bimaa ta'maluun.

Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Hujurat: 18).

10. Mautun ( ﺍﻟﻤﻮﺕ )

Mautun memiliki arti mati. Dalam hal ini, Allah mustahil mati karena Allah berbeda dari para makhluknya yang fana.

Dalam surah Al-Furqan ayat 58, Allah Swt. berfirman:

وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا

Wa tawakkal 'alal Haiyil lazii laa yamuutu wa sabbih bihamdih; wa kafaa bihii bizunuubi 'ibaadihii khabiiraa.

Artinya: "Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya," (QS. Al-Furqan: 58).

11. As Shummun ( ﺍﻟﺻمم )

As shummun memiliki arti tuli. Dalam hal ini, Allah Swt. mustahil tuli karena Allah adalah satu-satunya Zat yang Maha Mendengar.

Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 127:

إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

...innaka Antas Samii'ul Aliim.

Artinya: "......Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui," (QS. Al-Baqarah: 127).

12. Al Umyun ( ﺍﻟﻌﻤﻲ )

Sebagai satu-satunya Tuhan, Allah Swt. merupakan Zat yang Maha Melihat, oleh karenanya sifat al umyun yang berarti buta tidak mungkin disandingkan kepada-Nya.

Allah berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Innal laaha ya'lamu ghaibas samaawaati wal ard; wallaahu basiirum bimaa ta'maluun.

Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Hujurat: 18).

13. Al Bukmun ( ﻟﺑﻜﻢ )

Al-Qur'an yang menjadi dasar ajaran Islam merupakan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Allah Swt. tidaklah bersifat al bukmun yang berarti bisu, karena Al-Qur'an merupakan kalam Allah Swt.

Dalam surah An-Nisa ayat 164, Allah Swt. berfirman:

وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا

...wa kallamallaahu Muusaa takliimaa.

Artinya: "....Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung," (QS. An-Nisa: 164).

14. Kaunuhu Ajizan ( ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ )

Tak hanya terhadap manusia, Allah Swt. merupakan Tuhan bagi sekalian alam, termasuk para malaikat, jin, surga, dan neraka.

Oleh karenanya, mustahil bagi Allah memiliki sifat kaunuhu ajizan yang berarti zat yang lemah.

Dalam surah Al-Baqarah ayat 20, Allah Swt. bersabda:

يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ اَبْصَارَهُمْ ۗ كُلَّمَآ اَضَاۤءَ لَهُمْ مَّشَوْا فِيْهِ ۙ وَاِذَآ اَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوْا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَاَبْصَارِهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Artinya: "Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa, mereka berhenti. Jika Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (Qs Al Baqarah: 20)

15. Kaunuhu Mukrahan ( ﻛﻮﻧﻪ مكرها )

Dalam Al-Qur'an, dijelaskan bahwa seluruh alam semesta tercipta atas kehendak Allah Swt.

Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah adanya kehendak Allah Swt. untuk menciptakan alam semesta dan seluruh kehidupan di dalamnya.

Oleh karenanya, mustahil bagi Allah Swt. memiliki sifat kauhunu mukrahan yang berarti zat yang terpaksa. Dalam menciptakan segala sesuatu, Allah Swt. tidak terpaksa, tetapi memang karena dikehendaki oleh Allah.

16. Kaunuhu Jahilan ( ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ )

Berbeda dengan kapasitas pengetahuan manusia yang sangat terbatas, Allah Swt. merupakan satu-satunya Zat yang Maha Mengetahui.

Segala sesuatu yang terjadi di seluruh alam semesta diketahui oleh Allah dan karenanya tidak mungkin Allah memiliki sifat kaunuhu jahilan yang berarti zat yang sangat bodoh.

17. Kaunuhu Mayyitan ( ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ )

Keabadian merupakan sifat yang dimiliki oleh Allah Swt. dan menjadi salah satu pembeda Allah dengan makhluk-makhluknya.

Oleh karenanya, mustahil bagi-Nya memiliki sifat kaunuhu mayyitan yang berarti zat yang mati.

18. Kaunuhu Ashomma ( ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ )

Allah itu Maha Mendengar bahkan yang paling tersembunyi sekalipun, sehingga mustahil bersifat kaunuhu ashomma.

19. Kaunuhu A'ma ( ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ )

Allah Maha Melihat, jadi mustahil Allah bersifat kaunuhu a'ma atau maha buta.

20. Kaunuhu Abkam ( ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ )

Allah mustahil mempunyai sifat kaunuhu abkam yang berarti zat yang tuli. Allah justru mempunyai sifat mutakalliman atau Maha Berfirman.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER