Sebagai umat muslim kita wajib mengimani sifat-sifat rasul, mereka adalah manusia-manusia terbaik pilihan Allah Swt. untuk menyebarkan kebaikan dan amanah
Seperti yang dijelaskan sebelumnya Islam menjadikan iman kepada para nabi dan rasul sebagai salah satu rukun iman, sebagaimana dijelaskan Allah Swt. melalui firman-Nya dalam surah Al Baqarah ayat 285 berikut:
اٰمَنَ الرَّسُوۡلُ بِمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡهِ مِنۡ رَّبِّهٖ وَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَؕ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۚ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡ رُّسُلِهٖ ۚ وَقَالُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَا ۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيۡكَ الۡمَصِيۡرُ
Artinya: Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan) “kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”. (QS al-Baqarah: 285)
Pengertian Rasul
Dalam Ensiklopedi Islam (2001), kata “rasul” memiliki makna berupa “utusan” atau “duta”. Kata tersebut disematkan kepada para rasul karena mereka adalah para utusan yang dipilih langsung oleh Allah Swt.
Dalam Al-Qur'an, rasul juga sering disebut al-mursalun (orang-orang yang dikirim) yang berarti seorang utusan Tuhan yang mengajarkan agama atau wahyu yang baru.
Dalam Islam terdapat pembedaan antara rasul dan nabi, meskipun keduanya sama-sama orang pilihan Allah Swt. di dunia.
Perbedaan antara pengertian nabi dan rasul adalah nabi tidak diperingatkan menyampaikan wahyu Allah Swt. yang diterimanya kepada umatnya.
Sementara rasul memiliki beban risalah, yakni disamping menerima wahyu kenabian untuk dirinya sendiri, juga diberi tugas untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada kaumnya.
Rasul juga berkewajiban untuk mengajak kaumnya ke jalan yang benar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap rasul adalah nabi dan sebaliknya setiap nabi belum tentu seorang rasul.
Sifat-sifat rasul
Dalam Al-Qur’an, rasul-rasul pilihan Allah Swt. memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
1. Menyeru makhluk untuk menyembah kepada Allah
Setiap rasul yang diutus oleh Allah Swt. memiliki satu tugas utama, yakni mengajarkan ketauhidan dan mengajak umat manusia menyembah hanya kepada Allah Swt.
Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Anbiya’ ayat 25 sebagai berikut:
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْن
Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu (Muhammad) melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tidak ada tuhan melainkan Aku. Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (QS al-Anbiya’: 25)
2. Menyampaikan perintah dan larangan
Sifat rasul berikutnya adalah senantiasa mengajarkan larangan dan perintah Allah Swt. kepada umatnya.
Hal tersebut merupakan salah satu kewajiban seorang rasul ketika dipilih oleh Allah Swt.
Hal tersebut tercermin dalam Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 59 berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat). (QS. An-Nisa: 59)
3. Selalu membimbing manusia ke jalan yang lurus
Para rasul pilihan Allah Swt. juga memiliki sifat senantiasa membimbing manusia untuk taat pada jalan yang lurus, yang diridai oleh Allah Swt.
Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 5 berikut:
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مُوْسٰى بِاٰيٰتِنَآ اَنْ اَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ەۙ وَذَكِّرْهُمْ بِاَيّٰىمِ اللّٰهِ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْر
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami (dan Kami perintahkan kepadanya), “Keluarkanlah kawanmu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang sabar dan banyak bersyukur”. (QS Ibrahim: 5)
4. Merupakan teladan yang baik
Para rasul dipilih oleh Allah Swt. bukan tanpa sebab, melainkan karena sosok para rasul merupakan sosok yang dapat menjadi teladan yang baik bagi tiap manusia.
Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Al-Qur’an melalui surah Al-Ahzab ayat 21 berikut:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: Sesungguhnya telah ada para diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah. (QS al-Ahzab: 21)
5. Selalu berorientasi pada akhirat
Para rasul yang diutus oleh Allah Swt. di dunia juga selalu memalingkan diri dari nikmat dunia yang fana demi kehidupan abadi di akhirat kelak.
Penjelasan tersebut sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Ankabut ayat 64 berikut:
وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (QS al-Ankabut: 64)