Unsur-Unsur Pembunuhan Berencana Ferdy Sambo & Putri Candrawati Sebelum Brigadir Yosua Dieksekusi

5 Dec 2022 11:12 WIB

thumbnail-article

Ferdy Sambo dan Putri Candrawati Jalani Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir Yosua/ Antara

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu mengungkapkan sejumlah informasi mengenai unsur-unsur yang mengarah pada pembunuhan berencana oleh Ferdy Sambo dan Putri Candrawati kepada Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Informasi ini diungkap Richard saat menjadi saksi untuk terdakwa Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022). Apa saja informasi itu?

1. Sambo Bilang: Harus Dikasih Mati Anak Itu

Jumat 8 Juli 2022, sebelum Yosua ditembak mati, Richardi mengaku dipanggil Ferdy Sambo ke lantai tiga Rumah Saguling III, Jakarta Selatan.

Saat itu Sambo menanyakan apakah Richard tahu mengenai peristiwa yang terjadi di Magelang.

“Kamu tahu enggak ada kejadian apa di Magelang?” tanya Sambo seperti ditirukan Richard.

“Siap, saya tidak tahu Bapak,” jawab Richard.

Tak lama setelah itu Putri datang lalu duduk di sofa yang sama di samping Ferdy Sambo.

Sambil menangis Sambo mengatakan:

“Yosua sudah melecehkan Ibu di Magelang,” kata Sambo.

Mendengar itu Richard terdiam. Ia mengaku terkejut karena termasuk ajudan yang bertugas menjaga Putri di Magelang.

Sambo lalu bilang bahwa Yosua sudah bersikap kurang ajar dan tidak menghargainya.

“Kurang ajar anak ini. Memang kurang ajar anak itu. Dia sudah tidak menghargai saya. Dia sudah menghina harkat dan martabat saya.”

“Memang harus dikasih mati anak itu.”

2. Sambo Susun Skenario Penembakan

Tak lama setelah meruapkan kekesalannya kepada Yosua, Sambo mendekatkan posisi tubuhnya ke arah Richard.

Ia memerintahkan agar Richard menembak Yosua. Menurut Richard, ketika itu Sambo beralasan tidak mau menembak Yosua karena harus ada yang menjadi pelindung.

“Nanti kau yang tembak Yosua ya, karena kalau kamu yang tembak Yosua saya yang akan jaga kamu. Tapi kalau saya yang tembak tidak ada yang jaga kita,” kata Sambo meyakinkan Richard.

Setelah itu, kata Richard, Sambo mulai menjelaskan skenario penembakan di Rumah Duren III No.46. Penjelasan Sambo ini menurut Richard juga didengar Putri Candrawati.

"Jadi gini Chad, skenarionya di 46 Chad (rumah dinas Duren III No. 46). Jadi, skenarionya Ibu dilecehkan sama Yosua, baru Ibu teriak kamu dengar kamu respons, Yosua ketahuan, Yosua tembak kamu, kamu tembak balik Yosua, Yosua yang mati."

Untuk meyakinkan Richard, Sambo mengatakan:

"Sudah kamu tenang saja. Kamu aman. Karena posisinya kamu itu bela Ibu, pertama. Yang kedua, kamu bela diri, kamu membela diri kamu karena kamu ditembak duluan. Jadi kamu aman Chad, kau tenang saja."

3. Putri Candrawati Bisik-Bisik ke Ferdy Sambo Soal Sarung Tangan dan CCTV

Richard mengungkapkan saat Ferdy Sambo sedang menjelaskan skenario pembunuhan Yosua dan meyakinkan dirinya sebagai eksekutor, ia melihat momen Putri Candrawati berbisik ke suaminya.

"Nah sambil dia menceritakan itu sempat ngobrol sama Ibu. Ibu kan di samping kiri," kata Richard.

Richard mengaku sempat mendengar percakapan soal CCTV dan sarung tangan antara Putri dan Sambo. Namun karena percakapan dilakukan dengan bisik-bisik ia tidak mengetahui pasti konteks CCTV dan sarung tangan yang Putri dan Sambo bicarakan.

Yang jelas ia mendengar Sambo berkata ke Putri:

"Sudah tenang pakai sarung tangan."

4. Yakin Melihat Sambo Pakai Sarung Tangan Tembak Yosua

Sebelum eksekusi terhadap Yosua terjadi di rumah dinas Jalan Duren Tiga No.46, Jakarta Selatan terjadi, Richard yang sedang berada di lantai dua rumah dipanggil Ferdy Sambo turun ke bawah.

Dalam pertemuan itu Richard yakin betul bahwa Sambo sudah mengenakan sarung tangan karet berwarna hitam.

"Saya masih agak diam sedikit, gak lama ada suara Pak FS di bawah, ada suara FS di bawah, saya turun ke bawah, sampai di ujung tangga sudah ada Pak FS, di situ dia sudah menggunakan sarung tangan karet warna hitam," kata Richard.

Richard mengatakan setelah ia menembak Yosua, Ferdy Sambo juga ikut menembak dengan menggunakan sarung tangan hitam.

Namun dalam persidangan sebelumnya Sambo membantah ia mengenakan sarung tangan hitam dan ikut menembak Yosua.

5. Sebut Ricky Rizal Ingin Tabrakan Mobil

Setelah eksekusi Yosua selesai dilakukan, Richard mengaku Ferdy Sambo dan Putri Candrawati beberapa kali mengumpulkan dirinya dengan Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal.

Kumpul-kumpul itu menurut Richard dimaksudkan untuk memantapkan skenario yang telah dirancang pada masing-masing orang.

"Jadi pascakejadian itu kami sering dipanggil bapak-ibu di lantai dua ngobrol semangat, tetap terangkan sesuai dengan itu (skenario)," kata Richard.

Dalam momen itu Richard ingat bahwa Ricky sempat bercerita kepadanya mengenai niat menabrakan mobil saat perjalanan pulang dari Magelang ke Jakarta.

"Sempat di lantai itu, Ricky sempat ngobrol ke saya, blak-blakan, 'Chad sebenarnya saya rencana mau nabrakin mobil sampai Magelang ke Jakarta. Mau nabrakin mobil karena almarhum di sebelah kiri, almarhum itu kan tidur, nabrakin mobil di sebelah kiri', Ricky cerita," kata dia.

Dari dialog itu Richard berpikir bahwa rencana membunuh Yosua sudah dimulai sejak di Magelang.

"Saya berpikir dalam pikiran saya ini (masalah) sudah ada di Magelang," jawabnya.

Richard memastikan kesaksiannya bisa dipertanggungjawabkan dan berada di bawah sumpah.

Namun Ricky membantah kesaksian itu dan memastikan tidak pernah berkata ke Richard ingin menabrakan mobil agar Yosua mati.

Ferdy Sambo, Putri Candrawati, Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, dan Richard Eliezer dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 dengan ancaman maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER