Jerit PSSI Minta Kompetisi Bergulir Lagi

10 Nov 2022 13:11 WIB

thumbnail-article

Suporter Persebaya menyalakan lilin saat mengikuti doa bersama di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Doa bersama itu untuk para korban tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp.

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

“Saya mohon agar segera. Kami sudah memaksimalkan semuanya.”

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule mengucapkan kalimat bernada putus asa itu pada Selasa (8/11/2022) lalu.

Iwan dan manajemen PSSI yang sebelumnya bergeming soal rekomendasi TGIPF agar segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB), akhirnya dipaksa tak lagi punya pilihan.

Sabtu 29 Oktober 2022, Iwan bersama pengurus Executive Commite (Exco) PSSI tiba-tiba mengeluarkan pengumuman pelaksanaan KLB dengan harapan pemerintah mencabut pembekuan kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 yang berlaku sejak 2 Oktober 2022.

Namun, hingga sekarang izin belum juga dikeluarkan. Menurutnya, jika keputusan menggelar KLB dirasa belum cukup, PSSI siap mengikuti arahan lanjutan dari pemerintah segala arahan.

Yang penting kompetisi liga bisa bergulir lagi.

“Kasihan mereka kalau kompetisi berhenti,” ujarnya.

Yang dimaksud 'mereka' oleh Iwan ialah para pemain, karyawan, kit man, pedagang UMKM, dan semua pihak yang terkena dampak pembekuan liga sejak tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu.

“Benar-benar kesusahan," ujarnya.

Pemain Juga Kesulitan

Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) juga mengeluhkan pembekuan kompetisi liga yang telah berjalan lebih dari sebulan.

Saat menyambangi Kantor PSSI, Selasa (8/11/2022) lalu, Presiden APPI Andritany Ardhiyasa menceritakan bagaimana nasib para pesepak bola yang belum bisa mendapat izin merumput.

"Ini menyangkut hidup para pemain. Kalau kondisi saat ini terus berlanjut (liga tidak berjalan) akan menjadi masalah baru. Kami juga sudah menyerahkan surat," kata Andritany.

Dilema Sistem Kompetisi

Terlepas dari tarik menarik perizinan antara pemerintah dan PSSI, format sistem pertandingan jika izin kembali diberikan juga menjadi satu isu yang diperbincangkan.

Saat ini ada dua format sistem pertandingan yang mengemuka: kompetisi penuh atau sistem gelembung seperti yang diberlakukan kala pandemi.

Namun pemain dan pelatih tidak terlalu ambil pusing soal dua format tersebut.

"Bagi saya sebagai pemain yang terpenting adalah liga kembali berjalan. Perihal sistem kompetisinya, saya percayakan kepada PSSI dan operator liga untuk mempersiapkan dengan baik," kata Gelandang Bali United Muhammad Rahmat.

Bagi eks pemain PSM Makassar itu, yang terpenting sekarang adalah kompetisi kembali berjalan sehingga ia bisa kembali melakukan pekerjaan di atas lapangan.

"Saya hanya ingin liga bisa kembali berjalan karena saya seorang pemain. Tentunya saya berharap dengan sistem dan prosedur yang lebih profesional dan lebih baik dari sebelumnya," kata dia.

Rahmat berharap tragedi Kanjuruhan memberi pelajaran berhaga bagi semua.

"Kejadian yang melukai sepak bola tentu menjadi pembelajaran untuk kita semua agar ke depan sepak bola semakin lebih baik," harap pemain yang sudah dua musim bersama Serdadu Tridatu.

Beberapa pelatih Liga 1, seperti Aji Santoso dari Persebaya maupun pelatih di Bali United Stefano Cugurra menolak format kompetisi terpusat atau gelembung.

Selain karena alasan biaya yang membengkak, kekhawatiran tidak adanya suporter yang merugikan beberapa tim juga menjadi alasan keberatan mereka.

Sejauh ini PSSI dan LIB telah menyiapkan tiga opsi tanggal untuk memulai lagi kompetisi Liga 1 yakni 18 November, 25 November, dan 2 Desember 2022.  

LIB menargetkan liga selesai pada 16 April tahun depan guna memberikan ruang pelaksanaan Piala Dunia U-20 yang dimulai pada Mei 2023.

Pemerintah Lempar Bola ke Kepolisian

Persoalannya pemerintah belum memberi lampu hijau kapan kompetisi digulirkan lagi dan justru melempar wewenang perizinan ke kepolisian.

"Biasanya kalau sudah ada informasi dari kepolisian, saya langsung dikasih tahu. Setelah itu baru mengadakan rapat koordinasi," kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudi Amali di Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Soal lampu hijau itu sempat disampaikan operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) setelah bertemu dengan pemilik klub Liga 1 Indonesia di Jakarta pada 4 November 2022.

LIB berharap kepastian izin Liga 1 dari pemerintah bisa didapatkan sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT LIB di Jakarta pada 15 November 2022.

Politikus Golkar ini mengatakan izin kompetisi ada di tangan polisi. Sepengetahuannya belum ada arahan lebih lanjut dari kepolisian.

"Dari mana lampu hijaunya? Ya, mudah-mudahan lah. Namun, kan, izin itu dari polisi. Entah itu lampu hijau, lampu merah, lampu kuning, itu ada di pihak kepolisian," kata Zainudin.

Komnas HAM Rekomendasikan Pembekuan

Selain TGIPF, Komnas HAM juga merekomendasikan penghentian sementara pertandingan liga di bawah naungan PSSI sebagai hasil investigasi tragedi Kanjuruhan.

"Komnas HAM merekomendasikan PSSI membekukan seluruh aktivitas kompetisi sepak bola sampai dilakukan standardisasi yang substantif terhadap seluruh pengawas dan perangkat pertandingan lainnya, sesuai dengan aturan yang dikeluarkan FIFA, Asian Football Confederation (AFC), dan PSSI," ujar anggota Komnas HAM, Choirul Anam, dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (2/11/2022).

Namun, pernyataan Komnas HAM malah menuai kritik sejumlah penggiat sepak bola.

“Dia tidak melihat dari perspektif bagaimana sepak bola ini bisa segera bergulir kembali. Dia tidak punya pertimbangan itu sama sekali,” kata Presiden Madura United Achsanul Qosasi dikutip Antara, Senin (7/11/2022).

Sejumlah klub seperti Madura United dan Persib Bandung menyayangkan rekomendasi Komnas HAM  yang dinilai kurang merangkul aspek-aspek sepak bola.

Menurut Achsanul, seharusnya rekomendasi Komnas HAM mengarah ke jaminan hak-hak asasi manusia dalam sepak bola dapat terakomodasi, bukan malah merekomendasikan pemberhentian kompetisi.

"Komnas HAM mestinya merekomendasikan, misalnya, demi keamanan penonton maka dalam menggelar kompetisi sepak bola harus memperhatikan apakah itu jam tayangnya atau instrumen-instrumen lain. Bukan sepak bolanya," kata Achsanul.

"Kalau begini bisa dibilang Komnas HAM agak offside lah."

Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Umuh Muchtar juga telah meminta Komnas HAM tidak gegabah dalam mengeluarkan rekomendasi terkait pembekuan seluruh aktivitas sepak bola Tanah Air.

"Banyak yang menggantungkan hidup juga ke sepak bola. Kalau sampai dihentikan, bagaimana?" kata Umuh.

"Kalau sampai FIFA turun (tangan), kita dibekukan (karena melihat ada intervensi dari rekomendasi ini), di-banned delapan tahun, nangis semua. Nangis semua. Mau jadi apa?" papar Umuh.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER